Senin, 25 September 2017

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN tiket masuk


BAB II
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

TUJUAN:
·         Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
·         Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

A. PRE-LAB

1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas?

Chang (2015) menyatakan jika molaritas menunjukkan jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam satu liter larutan. Molaritas berlambangkan M dan memiliki satuan mol/liter. Sedangkan banyaknya jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1000 gram pelarut disebut molalitas. Molalitas dilambangkan dengan m dan memiliki satuan mol/kilogram (Salirawati, 2008).
Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat yang terlarut dalam satu liter larutan. Gram ekuivalen dihasilkan dari penghitungan Mr dibagi dengan banyaknya atom H yang dilepas atau yang diterima. Memiliki satuan mol ekuivalen/liter. Dan dilambangkan dengan N (Santoso, 2008). 

2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %(b/b), ppm,dan  ppb !

Ebbing (2007) menafsirkan satuan konsenterasi dalam molar berupa banyaknya jumlah zat terlarut tiap 1000 gram zat pelarut,dan normalitas adalah jumlah ekuivalen zat terlarut pada satu liter larutan..Persen bobot per bobot %(b/b) merupakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran. Persen bobot per volume %(b/v) merupakan jumlah zat dalam gram zat pada 100 mL larutan (Herning, 2011).
Tesyar (2012) mengemukakan bahwa persen volume %(v/v) merupakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan. Ppm (part per million) merupakan suatu larutan yang memiliki satuan 1 ppm, artinya larutan tersebut memiliki 1 bagian per 1.000.000 bagian dari larutan. Sementara jumlah bagian zat terlarut yang dalam 1.000.000.000 bagian, disebut konsenterasi dalam %ppb  (Sumardjo,2009).

3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya!

Untuk melakukan pengenceran padalarutan HCl dari larutan pekatnya dilakukan dengan menambahkan akuades pada larutan HCl sedangkan pengenceran pada larutan H2SO4 dilakukan dengan menambahkan larutan H2SO4 kedalam akuades. Hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis antara akuades dan H2SO4. Jika pengenceran dilakukan dengan menambahkan akuades pada H2SO4 nantinya akan terjadi reaksi mendidih seperti air yang dicampurkan ke dalam minyak panas (Sutresna, 2007).


B. TINJAUAN PUSTAKA
        a. Pengertian larutan dan sifat larutan
Campuran homogen yang saling melarutkan dari dari dua zat atau lebih dan sudah tidak dapat dibedakan lagi zat penyusunnya secara fisik disebut larutan. Pelarut (solven) adalah zat yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan zat lain dalam larutan tersebut. Sedangkan terlarut (solute) merupakan zat yang jumlahnya lebih sedikit dalam sebuah larutan. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sementara proses pencampuran zat pelarut dan terlarut yang membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasii (Schirmer, 2007).
Sifat yang dimiliki larutan tidak akan sama dengan sifat pelarut murninya. Sifat koligatif larutan merupakan empat sifat fisika yang besarnya dipengaruhi oleh banyaknya partikel zat terlarut, namun tidak dipengaruhi jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan besarnya berbanding lurus dengan jumlah partikel zat terlarut. Empat sifat tersebut yakni tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan ideal adalah larutan yang bias memenuhi hokum sifat koligatif. Rata – rata larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer (Schirmer, 2007).

        b. Pengertian konsentrasi dan perhitungan dalam konsep larutan
Partana (2008) menyatakan jika perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah zat pelarut yang dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut disebut konsenterasi. Konsep larutan tersusun atas fraksimol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm, serta persen massa, dan persen volume (Sunarya, 2010).
Perhitungan dalam konsep larutan :
                        Molaritas (mol/liter) =
Molalitas (mol/kg-1) =
Normalitas (N) =
Fraksi mol =
Persen berat (%b/v) =

Persen volume (%v/v) =
Part per million (ppm) =  atau
Part per billion (ppb) =   
(Takeuchi, 2009).

        c. Aplikasi Larutan Dalam Teknologi Pertanian
Aplikasi larutan dalam teknologi pertanian diantaranya dapat berupa pembuatan campuran pupuk, pengaturan pH dalam memroses hasil pertanian, dan pengawetan juga pemrosesan bahan pangan (Herning, 2011). 

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond dan Goldsby, Kenneth. 2015. Chemistr.  Amerika: McGraw-Hill Education.
Ebbing, Darrell dan Gammon, Steven D. 2007. General Chemistry : Media Enhanced   Edition. Boston: Cengage Learning.
Herning, F Geofrey, dkk. 2011. Dasar Prinsip – Prinsip dan Aplikasi Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Salirawati, Das. 2008. KIMIA. Bandung: Grafindo Media Pratama Sunarya.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Schirmer. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Moscow: MIR Publishers.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1: Bedasarkan Prinsip-prinsip Kimia Terkini. Bandung: Yrama Widya.
Sutresna, Nana. 2007. Kimia. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Takeuchi, Yoshinto. 2009. Buku Pengantar Kimia jilid 2. Tokyo: Iwanami Publishing Company.
Tesyar, Adi 2012. Pembuatan Larutan Yang Diperlukan Dalam Analisis DNA. Jakarta: Cakrawala.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

freak

 chloe dan zarcho, bubu dan bobo tengah malem bgt ye gan ane baru tau kalo ga wangi ayu yang 6 gjshishwjjsk bisa kaa boleh dikirimkan fileny...